MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI SISTEM HUKUM INTERNASIONAL DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 INDONESIA
Contoh PTK PPKN
BAB I
PENDAHULUAN
B.
Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKN
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI
SISTEM HUKUM INTERNASIONAL DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 INDONESIA TAHUN
PELAJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Permasalahan
Salah satu mata pelajaran yang
berfungsi mengembangkan kemampuan
adalah mata pelajaran
PPKn. Apabila dianalisis secara cermat, maka PPKn sebagai disiplin
ilmu harus dipahami
dari berbagai perspektif. Pertama, PPKn merupakan disiplin
ilmu yang dikembangkan berdasarkan konsep-konsep pancasila
dan kewarganegaraan. Kedua, PPKn merupakan disiplin
ilmu yang disusun
atau dirumuskan untuk tujuan pendidikan
dan pembelajaran, baik pada jenjang
pendidikan dasar, menengah,
maupun pendidikan tinggi.
Ketiga, materi PPKn merupakan hasil seleksi dari aspek-
aspek ilmu sosial agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai secara
optimal (Pramono, 2013:2).
Para sejarawan dan beberapa
ahli ilmu hukum
dan tata negara berargumen: mengapa
kita harus bersusah
payah membahas pancasila dan kewarganegaraan. Dalam kenyataannya, teori, konsep, prosedur,
generalisasi, dan model akademik dapat diajarkan melalui
pancasila dan kewarganegaraan kepada setiap anak sesuai
dengan jenjang sekolahnya. Berdasarkan argumen tersebut,
para sejarawan, ahli ilmu hukum
dan tata negara,
dan ahli pendidikan sepakat untuk melakukan
reformasi pancasila dan kewarganegaraan dengan
cara yang berbeda dengan cara yang sebelumnya. Reformasi
itu dilakukan melalui
pengembangan kurikulum dan bahan belajar
berdasarkan hasil penelitian dan teori belajar,
diujicobakan di lapangan,
direvisi, dan akhir didesiminasikan
secara luas untuk digunakan pada tingkat persekolahan. Dengan demikian, pancasila dan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran semakin mantap
peranan dan kedudukannya (Pramono, 2013:4).
Pengkajian dari perilaku belajar,
juga ditemukan berbagai tantangan bagi pengajar/guru untuk
dapat mengatasinya. Misalnya
ada siswa yang
kurang memahami isi pembelajaran, ada siswa yang tidak bisa bekerja dengan
kelompok, ada siswa yang tidak mampu membuat suatu kesimpulan
permasalahan, dan permasalahan-permasalahan lainnya (Wena, 2009:170).
Dampak dari pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
bidang teknologi informasi,
secara langsung maupun
tidak langsung telah
mempengaruhi pola kehidupan manusia di segala
bidang menyebabkan tingkat daya saing
yang semakin tajam baik
antar manusia, daerah, maupun bangsa. Supaya mereka (manusia,
daerah, maupun bangsa)
mampu hidup dalam
alam persaingan ini baik lokal maupun global,
dibutuhkan suatu sikap kreatif, inovatif,
jujur, kerja keras, kompetitif, kerja sama, mandiri,
eksploratif dari semua unsur
yang terlibat sesuai bidang masing-masing.
Bangsa Indonesia, sebagai bagian
dari masyarakat global dapat
bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia dengan catatan
secara bertahap sejak sekarang segera
menyiapkan atau membangun
sumber daya manusia
yang berkualitas global yang akan mampu mengolah
bangsa ini di masa yang akan
datang yang tentunya tantangan dan daya saingnya lebih berat.
Dasar dari hakikat pembelajaran
dan tujuan pembelajaran yang mulia hanya dapat dicapai
melalui program yang terarah, terpadu,
dan disertai dengan
semangat yang tinggi
untuk selalu memperbaharui mekanisme dan pola
pembelajaran kearah tercapainya tujuan pendidikan sesuai
dengan zaman. Oleh sebab itu, kesadaran untuk selalu melakukan
inovasi-inovasi dan terobosan-terobosan dari insan-insan pendidikan perlu dikembangkan dan disebarluaskan.
Sejarah pendidikan diberbagai
negara telah memperlihatkan bahwa pendidikan
selalu mengalami perubahan
dan pembaharuan. Sementara, secara sadar maupun tidak, seringkali menyebut bahwa dewasa ini pendidikan merupakan perkembangan pendidikan yang terjadi sebelumnya. Perkembangan yang telah dimiliki dan berupa peningkatan kualitas maupun kuantitas
pendidikan menurut ukuran
tertentu. Ukuran perkembangan
itu berupa norma, tujuan,
yang dicita-citakan, kegunaannya secara praktis dalam
hidup bermasyarakat, nilainya
dalam memperkembangannya harkat
manusia seutuhnya dan mutu
kehidupannya atau norma lain yang diterima oleh masyarakat dan bangsanya. Upaya
pembaharuan pendidikan untuk peningkatan kualitas pendidikan terus
menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan oleh pemerintah bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pendidikan pada setiap
jenis dan jenjang pendidikan.
Tujuan pendidikan PPKn diarahkan pada pembentukan sikap
kepribadian professional serta peningkatan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional peserta didik.
Untuk mencapai tujuan itu, pembelajaran PPKn sebagai implementasi pendidikan PPKn dilaksanakan dengan
orientasi agar terjadi
transfer of value, dan
bukan semata-mata agar terjadi transfer of knowledge (Pramono, 2013:16). Tujuan ini belum dapat tercapai sepenuhnya karena siswa belum memiliki kesadaran
dalam belajar PPKn dan belum memahami fungsi belajar PPKn. Selain itu, hal ini juga disebabkan masih kurang maksimalnya guru dalam memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia,
seperti buku-buku PPKN, gambar/foto, bahkan sumber-sumber lisan yang
ada di masyarakat pun masih kurang dimaksimalkan pemanfaatannya.
Permasalahan seperti diatas banyak
dialami oleh sekolah-sekolah pada umumnya, begitu juga yang terjadi di SMA
Negeri 1 Indonesia.
SMA ini termasuk SMA
yang cukup diminati
di Kabupaten Ngawi. Karena
lembaga pendidikan ini merupakan sekolah
berstatus sekolah negeri
dengan label Sekolah
Standar Nasional (SSN), serta berakreditasi 92 skor atau amat baik (A). Akan tetapi berdasarkan studi pendahuluan yang
telah dilakukan peneliti serta melakukan wawancara nonformal
kepada guru pengampu
dan siswa yang bersangkutan di SMA ini, secara garis besar meraka
berpendapat bahwa proses pembelajaran PPKn di SMA ini cenderung
kurang bervariatif karena dalam mengajar
guru sangat sering
menggunakan metode ceramah.
Sehingga guru belum dapat mendekatkan siswa dengan
pengalaman belajarnya dan siswa masih kurang
dalam hal kemampuan berpikir kritis, kreatif,
mengkonstruksi pengetahuannya, serta cenderung pasif. Peran guru didalam kelas masih sangat
dominan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat
terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah. Hal ini berdampak
pada motivasi dan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan
(Observasi, Januari – Maret 2016).
Keberhasilan suatu proses
pembelajaran dapat dikukur dari keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran tersebut. Sedangkan
hasil belajar yang baik harus didukung oleh
pembelajaran yang berkualitas yakni pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan dan daya kreatifitas siswa.
Oleh sebab itu, perlu dipilih suatu pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan dan daya kreatifitas siswa.
Berkaca pada keadaan tersebut
seorang guru dituntut memiliki kemampuan
mengatur secara umum komponen-komponen pembelajaran sehingga terjalin keterkaitan fungsi antara komponen
yang dimaksud. Strategi
berarti pilihan pola kegiatan belajar
mengajar yang diambil
untuk mencapai tujuan
secara efektif. Strategi
penyampaian adalah cara-cara
yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada
siswa, dan sekaligus untuk menerima serta merespons masukan-masukan dari siswa. Dengan
demikian, strategi ini juga
dapat disebut sebagai strategi untuk
melaksanakan proses pembelajaran (Wena, 2009:9).
Alternatif model pembelajaran yang
bisa diterapkan guna peningkatan motivasi
belajar (khususnya PPKn) adalah konsep Strategi Pembelajaran Kelompok
(SPK). Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur
penting dalam SPK, yaitu: (1) Adanya peserta
dalam kelompok; (2) Adanya aturan kelompok; (3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok;
(4) Adanya tujuan yang harus
dicapai (Sanjaya, 2006:241).
Pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan
terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu
menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan
demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam
itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap
kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu,
mereka akan mempunyai
motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga
setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk
memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok (Sanjaya, 2006:242-243).
Strategi belajar mengajar terdiri
atas semua komponen materi pengajaran dan
prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mancapai
tujuan pengajaran tertentu.
Dengan kata lain,
strategi belajar mengajar
juga merupakan pemilihan
jenis latihan tertentu
yang cocok dengan
tujuan yang akan dicapai. Jadi, pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait dengan usaha penetaan
interaksi antarsiswa dengan
komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajaran (Wena, 2009:11).
Kehadiran media juga mempunyai
arti yang cukup penting dalam
proses belajar mengajar,
karena dalam kegiatan
tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Media dapat mewakili
apa yang kurang
mampu guru ucapkan
melalui kata-kata atau kalimat tertentu.
Bahkan keabstrakkan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik akan lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan
media. Namun demikian,
media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal
lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan (Sanjaya, 2006:163).
Satu dari sekian banyak media yang
memiliki potensi unik dalam membantu guru menyampaikan materi dan membantu siswa lebih mudah dalam
belajar sekaligus bisa diterapkan bersamaan
dengan strategi Group Investigation adalah
foto. Dewasa ini
gambar fotografi secara
luas bias diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya dari surat kabar, majalah,
brosur- brosur dan buku. Gambar,
lukisan, foto yang diperoleh dari berbagai sumber
tersebut dapat digunakan
oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar
mengajar, pada setiap jenjang pendidikan dan berbagai disiplin ilmu (Daryanto,
2013:107).
Berbarengan dengan hal tersebut
pada diri soerang siswa terdapat kekuatan
mental yang menjadi
penggerak belajar. Siswa belajar karena
didorong oleh kekuatan
mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah atau tinggi.
Motivasi adalah pendorong
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak atau melakukan sesuatu
(Purwanto, 2007:71).
Melihat kenyataan dilapangan
dengan berpedoman hasil observasi dan juga latar belakang
diatas, penulis tertarik
mengadakan penelitian penerapan
model pembelajaran Group Investigation dengan media foto dalam proses
pembelajaran PPKn di SMA Negeri 1 Indonesia, mengingat
di SMA tersebut model pendekatan pembelajaran ini belum pernah diterapkan didalam kelas. Sehingga
judul yang dianggkat oleh peneliti adalah
“Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar PPKn Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Pada Materi Sistem Hukum
Internasional Di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Indonesia Tahun Pelajaran
2015/2016”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, dalam
penelitian ini akan diangkat beberapa permasalahan yaitu:
1.
Bagaimana aktivitas belajar siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Indonesia pada mata pelajaran PPKn materi sistem hukum
internasional dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
2.
Bagaimana hasil belajar siswa
kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Indonesia pada mata pelajaran PPKn materi sistem hukum
internasional dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui aktivitas belajar PPKn siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Indonesia pada mata pelajaran PPKn materi sistem hukum
internasional dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation.
2.
Untuk mengetahui hasil belajar PPKn siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Indonesia pada mata pelajaran PPKn materi sistem hukum
internasional dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
akan memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
Penelitian
ini diharapkan mampu memberikan kajian ilmiah
mengenai tingkat efektifitas pembelajaran PPKn materi sistem hukum internasional dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dengan
media foto yang berguna
untuk mengetahui motivasi belajar PPKn.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Guru
Sebagai pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh guru agar menjadi motivasi bagi mereka untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat
memperbaiki sistem pembelajaran sehingga memberikan pelayanan
yang terbaik bagi siswa. Guru juga bisa melakukan refleksi diri terhadap kekurangan
dan kelebihan strategi
pembelajaran yang selama ini digunakannya.
b.
Bagi Siswa
Mempermudah siswa memperoleh
alternatif bahan ajar disamping buku-buku teks yang sulit diperoleh dan melatih siswa agar lebih aktif, kreatif
serta mandiri dalam belajar PPKN tanpa selalu bergantung pada
guru.
c.
Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan dan masukan
yang baik bagi sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran PPKn.
d.
Bagi Pemerintah
Memberikan gambaran nyata tentang
proses pembelajaran PPKn di Indonesia serta bisa menjadi
masukan dalam menerapkan kebijakan pendidikan
yang ideal bagi bangsa Indonesia
dimasa yang akan datang.
FILE LENGKAP SILAHKAN KLIK LINK DOWNLOD DI BAWAH INI
Post a Comment for "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI SISTEM HUKUM INTERNASIONAL DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 INDONESIA"