PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PembelajaranKooperatif
Kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan kerjasama dalam
menyelesaikan masalah. Pendapat
Slavin (dalam Siregar, 2010:114),
kooperatif adalah pembelajaran yang membantu siswa
dalam mendefinisikan struktur
motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan bersifat kolaboratif (collaborative partnership).
Sedangkan menurut Isjoni (2010:14)
pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan
sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota kelompok saling
bekerjasama, saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Berdasarkan uraian model
pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama kelompok yang
dapat memotivasi siswa untuk memecahkan masalah
dari guru melalui diskusi, game, dan turnamen.
Beberapa model pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (73-89):
1. STAD
(Student Teams Achievement Divisions),
yaitu tipe kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan
interaksi antar siswa untuk saling memotivasi dan membantu menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi maksimal. Pada
proses pembelajaran tipe STAD memiliki lima tahapan meliputi: (1) penyajian materi (2) kegiatan
kelompok (3) tes individual (4) penghitungan
skor perkembangan individu (5) pemberian penghargaan kelompok.
2. Jigsaw,
yaitu mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal. Dalam
penyelenggarannya siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok kecil yang dapat dilakukan guru berdasarkan
pertimbangan tertentu.
3. TGT, yaitu salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa tanpa perbedaan status,
melibatkan peran aktif siswa sebagai tutor sebaya,
mengandung unsur permainan dan reinforcement.
4. Group
Investigation (GI), yaitu Dalam GI, siswa diberi kontrol dan pilihan penuh untuk
merencanakan apa yang
ingin dipelajari dan
diinvestigasi. Siswa ditempatkan dalam kelompok kecil untuk berdiskusi dan menentukan
informasi yang akan dikumpulkan, bagaimana
mengolahnya, menelitinya, dan menyajikan hasil
penelitiannya di depan kelas.
5. Rotation Trio Exchange,
yaitu kelas di bagi dalam beberapa
kelompok yang terdiri 3 siswa, kelas
ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat
kelompok lainnya di kiri dan kanannya, berikan pada setiap trio
tersebut pertanyaan yang
sama untuk didiskusikan. Setelah selesai berilah nomor 0, 1, dan 2, kemudian perintahkan nomor 1 berpindah
seraha jarum jam. Sedangkan nomor 0
tetap ditempat, ini akan mengakibatkan timbulnya trio baru. Berikan pertanyaan baru untuk didiskusikan
trio baru tersebut, tambahkan sedikit
tingkat kesulitan.
6. Group Resume, yaitu menjadikan
interaksi antar siswa lebih baik, kelas dibagi ke dalam kelompok-kelompok, setiap
kelompok terdiri 3–6 siswa. Berikan
penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang
bagus, baik, berbakat atau
kemampuannya di kelas. Biarkan kelompok-kelompok tersebut membuat kesimpulan yang didalamnya terdapat data-data
latar belakang pendidikan, pengetahuan
akan isi kelas, kelompok kerja, keterampilan,
hobi, bakat, dan lain-lain, kemudian setiap kelompok mempresentasikan kesimpulan kelompok mereka.
Dari model-model pembelajaran
kooperatif, peneliti memilih model
kooperatif TGT karena mengandung unsur permainan, kerjasama, dan persaingan positif, sehingga guru lebih
variatif, siswa antusias, tidak mudah bosan,
membantu menguasai materi dan meningkatkan pencapaian belajar.
Post a Comment for "PEMBELAJARAN KOOPERATIF"